Tuesday, January 29, 2013

Tarian Istana

Tarian istana Korea

Yeonhwamu, salah satu tarian istana Korea.
Tarian istana Korea adalah tarian Korea yang dipentaskan di istana. Tarian ini ditampilkan oleh para penari profesional untuk tujuan kesenangan dan memiliki karakter yang berbeda dari tarian festival istana atau tarian rakyat yang mengikutsertakan orang-orang untuk menari bersama. Berdasarkan lukisan di makam dinding Goguryeo, dipercaya tarian istana Korea telah ada sejak zaman Tiga Kerajaan.
Tari istana dinamakan juga Jeongjae yang dapat bermakna "dedikasi kepada raja", "membayar upeti", atau "mempertunjukkan bakat" dimana sang penari memperlihatkan kesenian dan bakatnya kepada seseorang yang berkedudukan lebih tinggi. Jeongjae mencakup makna yang luas, tidak hanya lagu dan tari, namun juga akrobat, berjalan di atas tali, dan berbagai aksi pertunjukkan lain yang dipentaskan di pesta-pesta istana.
Istilah Jeongjae diciptakan dan digunakan secara luas semenjak zaman Dinasti Joseon dan dapat dijumpai pada perayaan-perayaan nasional, pesta istana, hiburan untuk utusan asing, anggota keluarga kerajaan atau bangsawan. Hal-hal yang terkandung di dalamnya termasuk puji-pujian terhadap kerajaan, harapan akan panjang umur, kesehatan dan jasa-jasa raja, serta kedamaian dan kemakmuran negeri. Negara mengelola semua hal yang berkaitan dengan pementasan Jeongjae seperti melatih dan mengatur para penari yang terdiri atas gisaeng berbakat, anak laki-laki dan musisi dan juga menciptakan dan menghimpun pertunjukkan Jeongjae baru.
Proses penciptaan sebuah tarian istana dimulai dengan menulis lirik dan memilih nama tarian, lalu menambahkan komposisi musik dan gerakan tarian. Keunikan tari istana Korea adalah gerakannya dinarasikan dari cerita yang tertuang dalam lirik lagu dari awal sampai akhir pertunjukkan. Lagu-lagu tersebut digolongkan menjadi nama-nama berbeda bergantung kepada siapa yang menyanyikan dan kapan dinyanyikan. Lagu yang dinyanyikan oleh penari dinamakan changsa yang berbunyi ungkapan atau kalimat naratif. Tari istana Korea lebih bergantung kepada lagu dibanding gerakan untuk mengekspresikan cerita, sehingga gerakan-gerakan tari tidak berhubungan erat dengan cerita.
Para penari istana mengenakan selendang lengan panjang yang dinamakan hansam dan saat menyanyikan changsa, mereka menyembunyikan mulut mereka di belakang hansam tersebut. Kecantikan tari istana ini tidak hanya dipandang dari gerakannya, namun keseluruhan pementasan dimaksudkan untuk menyenangkan hati penonton. Di suatu pementasan Jeongjae, raja dan ratu duduk di bagian depan, para pejabat kerajaan atau tamu duduk masing-masing di depan mejanya dan pemusik di arah selatan dan para penari berada di tengah-tengah. Saat para penonton saling bercengkrama dan menikmati minuman, para penari mulai menari dengan perlahan dan mengayunkan selendang untuk menciptakan gerakan yang indah, terutama saat tiap gelas minuman dituangkan.
Sebagian besar tarian istana ditarikan secara berkelompok dan mereka menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang berhubungan dengan tema tarian. Kostum dan perhiasan di kepala dibuat semenarik mungkin dan perlengkapan dalam tarian dibuat tampak nyata, besar dan meriah.
Perasaan dan emosi pribadi tidak diekspresikan dalam pertunjukkan tari istana. Musik pengiring berjalan lambat dan gerakan yang mengikutinya juga harus elegan dan lembut seakan-akan para penari benar-benar menghidupkan kenyataan. Hal ini menunjukkan keanggunan tarian ini diungkapkan lewat gerakan gemulai dan garis lekuk tubuh penari. Gerakan tari istana Korea benar-benar lambat dan hati-hati sehingga ada saat-saat yang dinamakan "dinamisme diam", atau dengan kata lain diam yang tampak bergerak dan gerakan yang tampak diam.
(wikipedia.com)

Tarian Tradisional Korea

Tarian tradisional Korea (한국 무용; Hanguk Muyong) adalah bentuk seni tari yang berasal dari kebudayaan masyarakat Korea. Tarian tradisional Korea dibedakan menjadi 2 buah kategori, yakni tarian istana dan tarian rakyat. Teks sejarah menuliskan tentang kegemaran rakyat Korea kuno menari dan menyanyi berhari-hari, bermalam-malam sebagai bagian dari ritual pemujaan kepada dewa-dewa. Mereka juga menari untuk mengekspresikan jiwa (sin) dan kegembiraan (heung).
Selendang
Melalui teks-teks kuno, penari Korea pada masa lalu selalu menari dengan selendang panjang di tangan (hansam). Ada pepatah Korea yang berbunyi, ”Seseorang yang memiliki selendang panjang adalah penari yang bagus dan seseorang yang memiliki banyak uang adalah pedagang yang sukses ” Hal ini mengilustrasikan hal yang dianggap penting sebagai tarian yang indah oleh orang Korea kuno dan mengindikasikan gaya utama tarian tradisional mereka.

 

Sejarah

 

Zaman Tiga Kerajaan

Korea memiliki sejarah tarian yang panjang dan beragam. Namun begitu, dikarenakan kondisi yang tidak menguntungkan, hanya sedikit saja bahan bukti yang dapat menjelaskan tentang tarian Korea di zaman kuno.

Goguryeo

Tari dari zaman kerajaan Goguryeo (37 SM-668 M) merupakan bukti paling awal yang menunjukkan seni tari rakyat Korea. Ini diketahui melalui lukisan dinding kuno bernama Muyongchong (Makam Penari) dari abad ke-5 sampai 6 Masehi. Lukisan dinding Muyongchong memperlihatkan 5 orang penari mengenakan kostum dengan selendang tangan yang panjang sambil berbaris dan mengangkat tangan. Tujuh orang penyanyi laki-laki dan perempuan digambarkan berada di bagian bawah lukisan. Li Bai, seorang penyair Cina yang terkenal menuliskan puisi tentang tarian Goguryeo pada saat dipentaskan di istana Dinasti Tang, yang berbunyi:
Mengenakan mahkota emas, sang penari,
Seperti kuda putih, berputar dengan gemulai
Selendang putihnya berkibar melawan angin,
Seperti burung, dari Laut Timur

 

Baekje

Di Baekje, rakyatnya menarikan Takmu, tarian yang ditampilkan pada saat musim tanam antara bulan Mei sampai Oktober. Tari ini tertulis pada teks sejarah dan diperkirakan merupakan asal mula dari kesenian nongak (musik petani). Takmu merupakan tarian yang ditarikan secara berkelompok dimana semua warga desa ikut berpartisipasi serta memainkan alat musik. Seorang seniman Baekje bernama Mimaji memperkenalkan kesenian giak ke Jepang dan sampai sekarang masih dipentaskan di Korea dan Jepang dalam bentuk sendratari topeng.

 

Silla

Seni tari rakyat kerajaan Silla mengkombinasikan elemen-elemen budaya dari Baekje, Goguryeo dan Cina. Sebagian besar karya tari dan musik dipengaruhi oleh tema-tema agama Buddha. Tari-tarian ini umumnya dinikmati oleh kaum bangsawan. Beberapa buah tarian diwariskan ke dinasti-dinasti berikutnya sampai saat ini, antara lain Geommu (tari pedang) dan Cheoyongmu (tari Cheoyong). Keduanya berasal dari tari rakyat namun diperkenalkan ke istana sehingga memikat banyak orang dari kedua kelas. Jenis tarian lain yang masih hidup saat ini antara lain Muaemu (tari biksu Wonhyo), Saseonmu (tari empat dewa), dan Seonyurak (tari pesta perahu). Geommu, Cheoyongmu, dan Muaemu adalah tarian yang bernuansa patriotisme dan semangat, sementara Saseonmu dan Seonyurak lebih bertema harapan akan perdamaian.

 

Dinasti Goryeo

Dinasti Goryeo (918-1392) menyerap dasar-dasar kebudayaan dan kesenian Silla, termasuk seni tari. Berbagai festival dari masa Silla seperti Palgwanhoe dan Yeondeunghoe masih dirayakan dengan meriah di periode ini, bahkan menjadi perayaan terpenting bagi kerajaan dan rakyat jelata. Walau Buddhisme adalah agama negara, masyarakat Goryeo juga menganut agama asli, Shamanisme. Oleh karena itu, perayaan-perayaan agama Buddha dan Shamanisme dapat berdampingan bahkan Palgwanhoe yang memuja dewa-dewa Shamnisme lebih penting daripada Yeondeunghoe yang memuja Buddha. Kesenian agama Buddha pun dipadukan dengan unsur-unsur Shamanisme yang kental.
Musik yang dimainkan dalam ritual agama Buddha dinamakan Beompae dan tariannya dinamakan Jakbeop, terutama dipentaskan untuk mendoakan arwah orang mati. Tarian Jakbeop (Jakbeop-mu) sebagian besar ditampilkan dalam bagian shikdang-jakbeop pada Yeongsanjae, upacara agama Buddha Korea yang paling besar. Jakbeopmu mencerminkan ritual Shamanisme yang dilakukan untuk menentramkan jiwa orang mati dan mengirimkannya ke surga.

 

Dinasti Joseon

Dinasti Joseon menganut paham Konfusianisme dan kehidupan masyarakat berubah dari aristokratik menjadi birokratik. Karena paham Konfusianisme dalam pemerintahan Joseon mencakup aspek ritual (ye) dan musik (ak), maka raja ikut mendukung bidang seni dan kebudayaan. Hasilnya adalah berkembang pesatnya tari-tarian istana dengan jumlah yang diciptakan mencapai 36 jenis sehingga totalnya jika digabungkan dengan tarian dari masa sebelumnya hingga akhir dinasti, mencapai 53 jenis. Perkembangan pesat dalam seni tari dan musik dimaksudkan untuk memperkuat fondasi dinasti dan sebagai harapan akan kesejahteraan bangsa dan negara. Di awal periode ini, Raja Sejong mulai bertanggung jawab mengelola bidang seni musik dan tari Joseon. Banyak karya musik dan tari diciptakan dan pada masa pemerintahannya tidak hanya repertoar musik menjadi semakin bervariasi, namun untuk pertama kalinya beberapa tarian dikombinasikan menjadi pertunjukkan drama. Selain itu, langkah besar diambil dalam bidang musik dan tari dengan mempraktikkan ”Yin Yang dan Lima Negara” menjadi tarian baru, contohnya adalah Obang Cheoyongmu dan Jeongdaeeop.

Tarian rakyat Korea



 


Buchaechum, salah satu jenis tarian rakyat Korea.
 
Tarian rakyat Korea (민속무용) adalah jenis tarian Korea yang bersifat ceria dan dipopulerkan oleh rakyat.Tari ini bermula dari berbagai ritual keagamaan dan upacara pemujaan kepada dewa-dewa shamanisme (gut) serta perayaan-perayaan rakyat.[2] Tarian rakyat yang lahir dari peristiwa-peristiwa ini dibentuk dan dipelihara oleh masyarakat sebagai hal yang penting dalam kehidupan mereka, sehingga lama-kelamaan berkembang menjadi pertunjukkan untuk hiburan dan kesenian.
Tarian rakyat mengungkapkan emosi rakyat dan kehidupan yang apa adanya.Rakyat dapat menarikannya secara bebas dan sedikit batasan dengan latar belakang musik yang bertempo cepat.[4Tari ini kental pula dengan unsur Shamanisme dan Buddhisme. Setiap daerah pun mempertahankan ciri khasnya masing-masing.

 

Sejarah


Lukisan gisaeng menarikan geommu atau tari pedang pada masa Dinasti Joseon karya Hyewon.
Pada masa kerajaan Silla, para bangsawan secara aktif mengembangkan seni tari dan dapat dinikmati baik oleh rakyat jelata maupun kaum bangsawan. Tradisi ini diturunkan ke masa Dinasti Goryeo, yang mengikutsertakan para penari dan penyanyi ke dalam perayaan-perayaan nasional. Namun pada masa Dinasti Joseon, para bangsawan (yangban) menolak menggerakkan tubuh mereka untuk menari dan mulai pada periode ini para penari dikategorikan sebagai warga kelas bawah.Karena kesempatan masyarakat untuk menari bebas sudah hilang, maka dimana mereka bisa menari adalah dalam perayaan gut atau pesta panen raya.
Pada periode Dinasti Joseon, kelompok penghibur profesional dibentuk dan tarian yang mereka pentaskan membutuhkan keterampilan dan keahlian tinggi.Sebagian besar penari profesional ini adalah anggota naryeodogam, lembaga pemerintah yang tampil di narye (ritual menolak bala), upacara di istana, dan hiburan untuk utusan asing. Namun naryeodogam dihapuskan pada masa pemerintahan Raja Injo, jadi para penari ini memencar ke seluruh negeri. Mereka akhirnya dikenal sebagai jaein ("penghibur") dan sadangpae (kelompok penghibur yang mengembara) yang berkeliling negeri untuk menampilkan talchum, yang akhirnya ikut mengembangkan tari topeng di berbagai daerah. Mereka juga mengembangkan berbagai jenis tarian yang dinikmati oleh rakyat jelata.
Pada tahun 1910, Aakbu atau "Kantor Musik Istana" dibubarkan, sehingga para pegawai istana seperti pelayan pesta dan anak laki-laki penari yang bekerja di istana mulai keluar. Sistem perekrutan gisaeng milik pemerintah juga dibubarkan. Kelompok penghibur seperti penari laki-laki dan gisaeng mulai menghibur di teater gaya barat yang dibangun untuk pertama kalinya di Korea. Mereka menarikan tarian tradisional dan tari topeng. Para gisaeng mulai melatih peminat dan mengajarkan berbagai kesenian tradisional. Para penghibur ini berupaya mengubah tarian rakyat yang kasar dan sederhana menjadi bentuk pertunjukkan yang menarik dan indah untuk ditampilkan. Mereka juga berjasa dalam menggabungkan unsur-unsur estetika bangsawan dengan seni rakyat jelata yang sederhana

Salpuri
Tarian rakyat secara luas dapat dikategorikan menjadi tarian populer dan tarian yang bersifat artistik.Tarian populer adalah tari-tarian yang non-profesional khas daerah yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari seperti perayaan panen raya dan berbagai festival. Tari-tari ini memiliki asal dari ritual shamanisme dan aktivitas pertanian.Gerakan khas dari daerah asal memberi corak sederhana dan biasanya ditarikan secara berkelompok, seperti Ganggangsullae, Nodongchum ("tari memacul"), dan Deotbaegichum.
Tari yang bersifat artistik bermula dari tarian yang dipentaskan untuk upacara keagamaan dan permainan tradisional.Namun, seiring berjalannya waktu, kesenian tersebut kehilangan makna, namun gerakannya terus disempurnakan lewat keterlibatan para penghibur yang mementaskannya. Tari ini khusus ditampilkan untuk tujuan profesional dan komersil yang mana telah mengalami pemolesan dan pengkonstruksian kembali.Contohnya adalah Seungmu ("tari biksu"), Salpuri ("tari penyucian jiwa"), Geommu ("tari pedang"), nongak dan talchum.

(wikipedia.com)

Jenis Alat Musik di Korea

Jenis Alat Musik

Alat musik petik


Gayageum

Hyang

  • Gayageum adalah kecapi yang memiliki 12 senar. Kecapi ini diciptakan pada abad ke-6 di Kerajaan Gaya. Jenisnya terdiri dari 2 menurut musik yang dihasilkannya, yakni sanjo dan jeongak. Sanjo gayageum digunakan untuk pementasan musik solo dan jeongak gayageum untuk pementasan musik orkestra.
  • Geomungo adalah kecapi bersenar 6 yang diciptakan di kerajaan Goguryeo. Jenis geomungo dibagi 2, yakni sanjo geomungo untuk permainan solo dan jeongak geomungo untuk orkestra. Selain itu, adapula jenis alat musik yang dimainkan dalam pementasan di istana dan tempat ibadah.

Tang

  • Haegeum adalah rebab bersenar dua yang berasal dari Cina.
  • Ajaeng kecapi gesek bersenar 7. Terdapat 3 jenis ajaeng yakni jeongak ajaeng, sanjo ajaeng, dan daejaeng.

Alat musik istana

  • Geum adalah kecapi bersenar 7 yang dimainkan dalam pementasan musik istana.
  • Seul adalah kecapi 25 senar yang saat ini tak lagi dimainkan.

 Barat

 Alat musk tiup


Taepyeongso

Hyang

Tang

  • Tangpiri adalah suling asal Cina yang serupa dengan hyangpiri namun berukuran lebih pendek. Tangpiri dimainkan dalam permainan musik Cina (Dang-ak).
  • Tungso adalah suling Korea yang terpanjang. Tungso terdiri dari jeongak tungso dan sanjo tungso.
  • Taepyeongso adalah jenis suling bernada tinggi yang dilengkapi kerucut. Alat musik ini diperkenalkan dari Asia Tengah lewat Cina di akhir abad ke-14. Taepyeongso adalah alat musik penting dalam permainan pungmul.

Alat musik istana

  • Saenghwang atau saeng adalah organ mulut yang memiliki 17 pipa.
  • U adalah jenis organ mulut besar yang memiliki 36 buah pipa.
  • Hwa adalah jenis organ mulut kecil yang memiliki 13 buah pipa.
  • So adalah jenis pipa (panpipe) yang jenisnya terbagi atas so yang berpipa 12, 16 dan 24. Hanya so berpipa 16 yang masih dimainkan saat ini, terutama pada pementasan musik istana.
  • Hun adalah jenis suling bulat dari tanah liat dan memiliki 7 buah lobang. Hun hanya dimainkan dalam pementasan musik upacara di kuil Munmyo.
  • Ji adalah suling yang memiliki 5 lobang yang berjumlah 4 buah di depan dan 1 lobang di belakang. Alat musik ini hanya dimainkan dalam pementasan musik istana.
  • Yak adalah jenis suling yang dimainkan di pementasan musik istana. Alat musik ini memiliki 3 buah lobang dan dimainkan secara vertikal.
  • Jeok adalah jenis suling dengan 6 buah lobang.

Alat musik lainnya

  • Danso adalah jenis suling vertikal yang memiliki 5 buah lobang dan bisa dimainkan secara solo (sanjo) atau dalam pementasan orkestra (jeongak).
  • Sepiri adalah suling yang serupa dengan hyangpiri, namun lebih ramping dan volume suaranya lebih kecil.

Alat musik perkusi


Janggu

Hyang

  • Jing adalah gong besar yang terbuat dari kuningan dan awalnya dimainkan dalam musik militer.Saat ini dimainkan secara luas dalam pementasan musik petani (pungmul), musik Shamanisme (musok) dan musik agama Buddha.
  • Kkwaenggwari adalah gong kecil yang disebut juga gong tangan.Kkwaenggwari memiliki suara yang tinggi dan banyak digunakan dalam permainan musik petani dan musik ritual Shamanisme.
  • Pungmulbuk adalah genderang yang dimainkan dalam permainan musik petani.
  • Soribuk adalah genderang yang dimainkan sebagai pengiring nyanyian. Soribuk adalah versi modifikasi dari pungmulbuk.
  • Pungmul Janggo adalah jenis genderang berbentuk jam pasir.Badan pungmul janggo terbuat dari kayu dan dilapisi kulit binatang pada kedua ujungnya. Alat musik ini banyak digunakan dalam pementasan musik petani dan sebagai pengiring nyanyian tradisional.

Tang

  • Bak adalah alat musik yang terdiri dari rangkaian 6 potongan kayu tipis. Alat musik ini hanya dimainkan dalam pementasan musik ritual dan musik istana.
  • Janggu atau janggo adalah genderang yang berbentuk jam pasir yang serupa dengan pungmul janggo.

Alat musik istana


Pyeon-gyeong
  • Pyeonjong adalah lonceng perunggu yang terdiri dari 16 buah yang digantung menjadi 2 baris. Alat musik ini diperkenalkan dari Song.
  • Teukjeong adalah lonceng yang serupa dengan pyeonjong namun hanya terdiri dari satu lonceng saja.
  • Pyeongyeong adalah potongan batu yang berbentuk L, yang dimainkan dengan cara dipukulkan. Batu musik ini diperkenalkan dari Cina dan dimainkan dalam pementasan musik istana.
  • Teukgyeong adalah batu yang serupa dengan pyeongyeong, namun hanya terdiri dari satu batu saja.
  • Chuk adalah kotak kayu persegi yang dimainkan dalam pementasan musik upacara di kuil Munmyo dan Jongmyo.
  • Eo adalah alat musik yang berbentuk replika macan yang dimainkan dengan cara digesekkan.Alat musik ini hanya dimainkan dalam pementasan musik upacara di kuil Munmyo dan Jongmyo.
(wikipedia.com)

Agama



Republik Korea menjamin kebebasan agama, sehingga bebagai jenis agama aktif berkembang di Korea.



Sejarah Singkat Agama Korea



Agama primitif di masa purba yang diketahui dari mitologi kuno, menganggap langit sebagai Tuhan teragung, yakni sesuatu yang melebihi segala hal. Hwanin atau Hwanung yang muncul dalam mitologi Dangun yang merupakan mitologi pendirian Korea, berarti langit atau Tuhan. Setelah itu, agama bersifat jampi untuk mengejar keberuntungan, menguasai dunia agama Korea. Namun, setelah masa 3 Kerajaan, agama Budha, agama Konfuchu dan sebagainya diperkenalkan, sistem agama berdasarkan konsep agama untuk mengejar keberuntungan, mapan di Korea. Selama masa 3 Kerajaan, masa kerajaan Silla Bersatu dan masa kerajaan Koryo, yakni hingga abad ke-14 lalu, agama Budha berkembang sebagai agama untuk masyarakat awam sedangkan agama Konfuchu sebagai konsep politik, namun memasuki kerajaan Chosun, agama Konfuchu didorong berkembang, sedangkan agama Budha ditahankan. Di masa akhir kerajaan Chosun, agama Kristin dimasuki, serta agama Chondo yang didirikan oleh Choi Che-wu di Korea pada tahun 1859, agama Jengsan yang didirikan oleh Kang Il-sun di Korea pada tahun 1902 dan sebagainya, dilahirkan. Di masa modern agama Budha dan agama Kristin mapan sebagai agama utama, sedangkan agama Daejonggyo, agama Dangun dan sebagainya sebagai agama minor, serta shamanisme juga berakar bagi masyarakat awam.



Jumlah Pemeluk Agama Korea



  • Korea Selatan
  • Jumlah pemeluk agama di Korea berkisar 24 juta 970 ribu orang di tahun 2005 (menurut hasil sensus Direktorat Jendral Statistik Nasional), yakni mencapai 53,1%. Jumlah warga Korea yang belum memiliki agama berkisar 46,5%.

  • Korea Utara
  • Pada dasarnya Korea Utara tidak menjamin kebebasan agama dan juga bisa dikatakan bahwa agama yang sesungguhnya tidak ada di Korea Utara. Jumlah pemeluk agama di Korea Utara hanya 20 ribu hingga 30 ribu orang. Namun, jumlah pemeluk agama yang tersembunyi juga diramalkan tidak sedikit.

  • Jumlah Pemeluk Agama Korea

Jumlah Pemeluk Agama Korea
Penyebaran Agama Jumlah Persentase
Tahun 1985 Tahun 1995 Tahun 2005 Tahun 1985 Tahun 1995 Tahun 2005
Total Penduduk 40,419,652 44,553,710 47,041,434
Pemeluk Agama 17,203,296 22,597,824 24,970,766 42.6% 50.7% 53.1%
Agama Budha 8,059,624 10,321,012 10,726,463 46.8% 45.7% 43.0%
Agama Protestant 6,489,282 8,760,336 8,616,438 37.7% 38.8% 34.5%
Agama Katolik 1,865,397 2,950,730 5,146,147 10.8% 13.1% 20.6%
Agama Konfuchu 483,366 210,927 104,575 2.8% 0.9% 0.4%
Aliran Won 92,302 86,823 129,907 0.5% 0.4% 0.5%
Aliran Cheondo 26,818 28,184 45,835 0.2% 0.1% 0.2%
Aliran Jeungsan 0 62,056 34,550 0.0% 0.3% 0.1%
Aliran Daegong 11,030 7,603 3,766 0.1% 0.0% 0.0%
Dan lain-lain 175,477 170,153 163,085 1.0% 0.8% 0.7%
Non Pemeluk Agama 23,216,356 21,953,315 21,865,160 57.4% 49.3% 46.5%
0 2,571 205,508 0.0% 0.0% 0.4%



Agama Utama



  • Agama Budha
  • Agama Budha diperkenalkan sekitar abad ke-4 di Semenanjung Korea. Berbeda dengan agama Budha Hinayana yang mengejar kebenaran pribadi dan kebebasan dari nafsu duniawi, agama Budha di Korea bersifat agama Budha Mahayana untuk menyelamatkan masyarakat awam. Meskipun agama Budha merupakan agama asing, namun agama Budha berkembang bersama dengan budaya tradisional dan agama Korea. Agama Budha ditetapkan sebagai agama negara di kerajaan Shilla, kerajaan Shilla Bersatu dan kerajaan Koryo. Di masa kini juga agama Budha adalah agama terbesar di Korea dengan dianut lebih dari 40% pemeluk agama di Korea.

  • Agama Protestan
  • Sejak penyebar Injil asal Amerika Serikat memasuki Korea, agama Protestan masuk ke Korea. Para penyebar Injil yang kebanyakan berasal dari Amerika Serikat, memperluas lingkaran pekerjaan misionari lewat medis, pendidikan, kegiatan sukarela, proyek sosial dan sebagainya di masa perkembangan Korea.
    Setelah agama Protestan berperan penting untuk membangkitkan semangat kebangsaan dan kemerdekaan selama masa penjajahan Jepang mulai tahun 1910 hingga 1945 tahun, agama Protestan bisa berakar lebih mendalam di masyarakat Korea. Namun, gereja yang menantang pemerintahan imperialisme Jepang, ditutup di masa akhir penjajahan Jepang, hingga terjadi situasi bahwa hanya gereja yang bekerja sama dengan pemerintahan Jepang bisa tetap dibuka. Meskipun demikian, gereja di Korea bisa lebih berkembang setelah mengalami kesulitan dan kesengsaraan seperti Perang Korea. Jumlah pemeluk agama Protestan di Korea menduduki urutan ke-2, diikuti jumlah pemeluk agama Budha.

  • Agama Katolik
  • Agama Katolik masuk ke Korea sekitar 100 tahun lebih cepat daripada agama Protestan, yakni di abad ke-18. Agama Katolik masuk dari dunia Barat oleh sejenis partai di masa kerajaan Chosun, yakni Namin yang saat itu diasingkan dari kekuatan. Agama ini awalnya dipelajari atas nama 'ilmu dunia barat' atau 'Seohak'. Dengan demikian, agama Katolik di Korea, disebarluaskan 'dengan mandiri' pertama kali di dunia lewat penyelidikan oleh dirinya sendiri dan permintaan pengiriman penyebar Injil.
    Namun, pada awal masuknya agama Katolik, agama ini mendapat tekanan, jadi terdapat banyak korban, karena kerajaan Chosun menekankan kebijakan isolasi nasional, hingga agama Katolik dianggap sebagai suatu tantangan terhadap kebijakan negara. Masa kini pemeluk agama Katolik menempati 20% diantara seluruh pemeluk agama di Korea, hingga merupakan agama terbesar ke-3.

  • Agama Islam
  • Pemeluk agama Islam pertama kali di Korea dilahirkan setelah beberapa warga Korea yang pindah ke Mancuria secara terpaksa di masa kekuasaan Jepang, mengontak pemeluk agama Islam yang sudah mapan di Mancuria.
    Namun, penyebaran agama Islam yang sesungguhnya dilakukan oleh pasukan Turki yang mengikuti Perang Korea sebagai tentara Perserikatan Bangsa-bangsa, PBB. Di tahun 1955 lalu Asosiasi Agama Islam Korea diresmikan dan imam pertama terpilih di Korea. Setelah mesjid pertama kali didirikan di daerah Hannam, Seoul di 1970-an, sejumlah mesjid didirikan di kota utama termasuk Busan, Daegu, Cheonju, Gwangju (di provinsi Kyeonggi), Anyang, dan Ansan.
    Di akhir tahun 2007 lalu, jumlah pemeluk agama Islam di Korea ditaksir sekitar 140 ribu orang.

  • Agama Tradisional dan Shamanisme
  • Agama Konfucu di Korea bisa disebut bukan agama, melainkan sesuatu untuk dilihat dari sisi ilmu, filsafat etika dan sebagainya. Namun, bisa dikatakan bahwa seluruh warga Korea memiliki cara berpikir bersifat agama Konfucu.
    Agama Cheondo, Agama Daejonggyo dan sebagainya, merupakan agama nasional yang memuja pendiri Korea, Dangun. Agama Budha aliran Won, dan Jeung San Do juga merupakan agama yang timbul di Korea.
    Selain itu, Shamanisme juga berakar mendalam bagi warga Korea sebagai kepercayaan rakyat. Dengan demikian, warga Korea pergi ke peramal atau dukun untuk menghilangkan nasib buruk ketika menghadapi pilihan penting seperti membuka toko atau melamar sekolah atau untuk mendapat keberuntungan dan mencegah penyakit. Shamanisme seperti itu terdapat baik di kampung maupun di kota.

主要宗教
 

Pakaian Tradisional

Pakaian adat Korea

Hanbok (Korea Selatan) atau Chosŏn-ot (Korea Utara) adalah pakaian tradisional masyarakat Korea. “Han” adalah sebutan bagi Korea, dan “bok” berarti pakaian. Jadi, secara harfiah orang Korea pun sebenarnya hanya menyebut pakaian mereka sebagai “pakaian korea”. Orang Korea sangat bangga memakai Hanbok, karena Hanbok merupakan identitas pakaian tradisional mereka. Hanbok pada umumnya memiliki warna yang cerah, dengan garis yang sederhana serta tidak memiliki saku. Walaupun secara harfiah berarti “pakaian orang Korea”, hanbok pada saat ini mengacu pada “pakaian gaya Dinasti Joseon” yang biasa dipakai secara formal atau semi-formal dalam perayaan atau festival tradisional, seperti Chuseok atau Seol-nal (hari Imlek).

1. Jeogori atau atasan
Hanbok wanita, dibandingkan dengan hanbok Pria, lebih sering mengalami perubahan. Sebelum dinasti jeoseon, panjangnya sepinggang dan terikat menghubungkan bagian depan dengan bagian belakang. Di Masa Jeoseon Akhir, bentuk jeogori hanya sepanjang batas bawah ketiak. Namun bagian depannya lebih panjang hingga menutupi area dada.
 
 
 
2. Chima atau rok
Chima adalah semacam rok yang bulat mengembang dan panjangnya mulai dada hingga menutupi kaki. Saat ini, dibuat seperti sejenis dengan baju u-can see untuk mempermudah pemakaian. Dengan bentuknya yang longgar dan mengembang, tentu saja menyembunyikan bentuk lekuk tubuh wanita pemakainya. Hal ini sesuai dengan ajaran konfusianisme yang banyak dianut orang Korea zman dulu. Namun, bentuknya yang longgar membuat pemakainya leluasa untuk melakukan pekerjaan rumah dengan bersila dan berjongkok -posisi yang nyaman untuk bekerja pada saat itu- juga untuk berhormat kepada orang.
 
4. Otgoreum (Cloth Strings)
Otgoreum adalah pita yang dipakai pada baju hanbok untuk wanita, yang melintang ke rok atau chima.
5. Durumagi
Awalnya durumagi dipakai oleh pegawai Kerajaan sebagai pakaian dinas sehari-hari mereka. Durumagi adalah sejenis coat panjang yang dipakai sebagai luaran dikala angin sedang berhembus dingin-dinginnya.
6. Gat-Jeogori
Bentuknya sedikit lebih besar dibandingan dengan Jeogori. Bedanya hanya dibagian dalam pakaian jenis ini terbuat dari bulu kelinci, sehingga tetap membuat pemakainya tetap hangat. Bahan yang di luar biasanya terbuat dari sutra.
 7. Changot
Di zaman Jeoseon dipakai oleh orang-orang kelas bangsawan atau prang terpandang. Merupakan varian lain hanbok selain hanbok yang biasa kita lihat.







8. Hanbok Pria
Jeogori bagi Pria, pada umumnya sedikit berbeda dibandingkan dengan milik wanita. Bagi pria, ukurannya sepanjang pinggang bahkan lebih panjang. Namun, seperti halnya Jeogori untuk wanita, untuk mengaitkan pakaian antara kanan dengan kiri, diikatkan dengan pita di depan dada. Hal yang paling penting dalam pembedaan hanbok pria dan wanita adalah cara penyimpulan pita. Coba anda perhatikan, penyimpulan pita di hanbok wanita menyisakan bagian sisa yang lebih panjang hingga menjuntai, dan simpul berada di sebelah kiri. Sedangkan untuk pria, tak ada bagian sisa yang menjuntai.
Baji atau celana, sebelum zaman Jeoseon,bentuknya menyempit dan mengikuti lekuk tubuh untuk memudahkan aktifitas berburu dan berkuda. Namun, di masa Jeoseon yang bidang agrarisnya lebih ditekankan, celana longgar semacam model baggy lebih nyaman digunakan. Baji pun lebih nyaman didunakan untuk berjongkok dan bersila di atas lantai, daripada celana yang ketat.

9. Hakjangui
Ha- berarti belajar atau ilmu. hakja berarti ilmuwan atau cendekia. hanbok jenis ini dipakai oleh kalangan cendekia pada masa Koryo hingga masa Jeoseon. Dilihat dari garis potongan bajunya, memiliki makna rendah hari dan juga berbudi pekerti yang luhur.






10. Shimui
Hanbok ini dikenakan para cendekia/ilmuwan ketika di wajtu senggang atau pada saat beristirahat. Shim (심) berarti merenung. Oleh karena para ilmuwan biasanya di waktu senggang masih suka merenungkan sesuatu, pakain ini kemudia dinamakan sedemikian hingga. Pakaian-pakaian ilmuwan ini, dilihat dari bentuknya, lebih cocok dikenakan untuk belajar pasif daripada aktif. Seperti melukis atau ilmu filsafat.




11. T’eol Magoja
Pakaian ini sebenarnya lebih ke arah pakaian orang Manchuria. Pertama kali diperkenalkan oleh seorang politikus Korea di zaman Jeoseon yang ditugaskan di daerah Manchuria, dan kembali lagi ke Korea dengan menggunakan pakaian jenis ini. Pakaian ini di dalamnya dilapisi bulu. Juga sebagai simbol kemewahan.






12. Gat
Gat adalah jenis topi tradisional Korea yang dikenakan oleh pria pada saat pergi keluar rumah atau menghadiri acara-acara penting. Gat memiliki pinggiran yang luas dan lebar yang dinamakan yangtae, dan bagian tengahnya berbentuk tabung tinggi. Pengencang gat adalah tali yang diikatkan di bagian bawah dagu. Orang Korea telah mengenakan gat semenjak Zaman Tiga Kerajaan (37 SM-668 M) untuk melindungi kepala dari sinar matahari dan hujan. Pada pertengahan zaman Dinasti Jeoseon (abad 16-17), gat dikenakan sebagai lambang status sosial oleh kaum bangsawan dan ilmuwan dan bagian penting dari pakaian sehari-hari. Gat dipandang sebagai alat yang membedakan bangsawan dengan mereka yang tak berbudaya.

13. Jipsin
Jipsin (짚신) adalah jenis sepatu tradisional khas Korea yang terbuat dari bahan jerami. Istilah jipsin juga diberikan untuk sepatu tradisional yang terbuat dari bahan kain dan rami. Sepatu jipsin diperkirakan telah dikenakan oleh orang Korea sejak zaman Tiga Kerajaan (37 SM-668- M). Dalam beberapa lukisan kuno, sering digambarkan seorang pengelana yang bepergian menggantungkan sepatu jeraminya di punggung. Di masa Dinasti Jeoseon (1397-1910) sebagian besar rakyat menjadikan jipsin sebagai alas kaki mereka sehari-hari. Karena pada masa itu, rakyat Korea sebagian besar bekerja di bidang pertanian, bahan jerami untuk membuat jipsin dapat dengan mudah ditemukan. Biasanya mereka membuat jipsin pada musim dingin, saat tidak turun ke ladang untuk bercocok tanam.


(http://wenitasya.wordpress.com/)

Bendera Nasional Korea

Taegeukki

太极旗

Bendera nasional Republik Korea adalah Taegeukki.



Sejarah Singkat Taegeukki



  • Asal-muasal
  • Bendera nasional tidak digunakan dalam sejarah Korea. Meskipun tahun 1880 (tahun ke-17 kekuasaan raja Gojong), penetapan bendera diusulkan pertama kali, namun tidak ada hasil. Setelah itu, pada bulan Agustus tahun 1882, Park Young-hyo, pertama kali memanfaatkan sebuah bendera berbentuk Taegeukki sekarang ketika pergi ke Jepang dan itulah asal-muasal Taegeukki.


  • Penentuan sebagai Bendera Nasional
  • Meskipun Taegeukki digunakan sebagai bendera nasional Korea sejak tahun 1883, rancangan dan polanya tidak jelas. Setelah pemerintah Republik Korea diresmikan di tahun 1948, rancangan dan ukurannya ditentukan, kemudian Taegeukki yang ada, dideklarasikan sebagai bendera nasional Korea yang resmi pada tanggal 15 Oktober tahun 1949. Setelah itu, peraturan-peraturan tentang peraturan pembuatan bendera nasional, peraturan pengibaran bendera nasional dan sebagainya berlakukan, hingga sistem mengenai bendera nasional disempurnakan.
Rancangan dan Makna Taegeukki

Pada bendera nasional Korea terdapat bulatan berwarna biru dan merah serta balok dengan bentuk yang berbeda dan berwarna hitam di empat sisi dengan dasar putih.

  • Warna Dasar
  • Warna dasar putih melambangkan kebersamaan nasional, kemurnian dan pasifisme bagi bangsa Korea. Sejak masa lampau, bangsa Korea mengenakan pakaian berwarna putih, jadi dijuluki sebagai 'Baekeuiminjok' berarti 'bangsa yang mengenakan pakaian berwarna putih'. Oleh karena itu, warna putih dalam Taegeukki, melambangkan bangsa Korea.

  • Taegeukyangeui
  • Setengah lingkaran berwarna biru dan berwarna merah, dengan bentuk seperti angin puyuh. Pola Taegeuk ini merupakan pola tradisional yang dimanfaatkan bangsa Korea sejak masa silam. Warna biru bersifat 'yin' prinsip negatif di alam, melambangkan harapan. Sementara itu, warna merah bersifat 'yang' prinsip positif di alam, melambangkan ningrat. Bentuk bulat memiliki arti saling mendukung, jadi saling berkembang dalam hubungan persaingan. Oleh karena itu, Taegeuk diartikan asal semua makhluk, sekaligus sumber jiwa manusia.

  • 4 Gwe
  • Di 4 sudut bendera nasional Korea, Taegeukki terdapat 4 Gwe yang memiliki bentuk saling berbeda, masing-masing Gun, Gon, Gam, dan Ri. Gun menunjuk langit, musim semi, timur dan keramahan. Gon melambangkan tanah, musim panas, barat, dan keadilan. Gam berarti bulan, musim dingin, utara dan kecerdasan. Ri memiliki makna matahari, musim gugur, selatan, dan kesopanan. Sagwe, yakni 4 Gwe tersebut terus berkembang Gun → Ri → Gon → Gam → Gun secara bergiliran dengan abadi.

  • Makna Taegeukki secara keseluruhan
  • Dasar berwarna putih, pola Taegeeuk dan 4 Gwe melambangkan perdamaian, persatuan, penciptaan, cahaya dan kemakmuran.
Pembuatan Taegeukki

  • Ukuran : Prosentase panjang dan lebar 3:2
  • Kuncup Galah : Tiang berbentuk bunga nasional Korea, Mugunghwa dan berwarna emas.
  • Tiang Bendera : Tiang bendera dibuat dengan bahan yang keras seperti bambu dan besi, dan berwarna pohon bambu.
Lagu Kebangsaan Lagu nasional Republik Korea dan Lagu Kebangsaan.
Ahn Eak-tai

open the window of AOD

Sejarah Singkat Lagu Kebangsaan

  • Asal-muasal
  • Tidak ada lagu nasional yang resmi, namun sejak tahun 1910 di masa penjajahan Jepang, bangsa Korea menyanyikan lagu rakyat Skotlandia, berjudul Auld Lang Syne seperti lagu kebangsaan seiring dengan syair yang penggubahnya tidak terketahui.

  • Penciptaan Lagu Kebangsaan
  • Penggubah Ahn Ik-tae yang merasa sedih terhadap hal seperti itu, menggubah Lagu Kebangsaan pada tahun 1936. Namun, hingga tahun 1948 lagu rakyat Skotlandia, Auld Lang Syne, tetap dinyanyikan sebagai Lagu Kebangsaan Korea.

  • Penetapan Lagu Kebangsaan
  • Setelah pemerintah Korea dilahirkan, lagu yang digubah Ahn Ik-tae ditetapkan sebagai Lagu Kebangsaan Korea di tahun 1948.
    Lagu Kebangsaan bersyair kasih sayang terhadap negara, tetap menjadi nama lagu kebangsaan Korea. Syair yang ada tetap dinyanyikan. Nama penggubah yang menggubah syair, belum diketahui, namun diramalkan Yoon Chi-ho, Ahn Chang-ho, Min Young-hwan dan sebagainya menggubahnya.
Isi Lagu Kebangsaan

  • Irama
  • Lagu Kebangsaan Korea merupakan kunci mayor A dan G serta bertempo 4/4 serta terdiri dari 16 sepatah. Syairnya 4 alinea dan susunan a-b-c-b dan bernuansa agung.

  • Syair
  • Syair berisi rasa sedih terhadap kehilangan negara, dan tekannya kuat untuk mengatasi kenyataan yang gelap di masa penjajahan Jepang. Selain itu, syair mengungkapkan pemandangan yang indah di Korea, dan berdoa untuk seluruh rakyat Korea agar dapat sama-sama berkembang secara abadi.
Bunga NasionalBunga nasional Republik Kora adalah Mugunghwa.
Bunga Nasional
Mugunghwa

Nama ilmiah bunga Mugunghwa merupakan Hibiscus Syriacus. Tempat asal merupakan Minor Asia dan Mugunghwa terdapat di India, Cina, Korea dan sebagainya.

  • Bentuk
  • Tinggi 2 hingga 3m dan hampir tidak ada bulu di seluruh tunggul pohon dan ada banyak cabang. Kulit pohon berwarna abu-abu, terdiri dari serabut yang keras, jadi tidak mudah dipatah. Panjang daun berkisar 4~10cm. Daun berbentuk telur dan berbagi 3 bagian.

  • Bunga
  • Bunga berkembang mulai bulan Juli hingga September. Diameter bunga 6~10cm dan cabang bunga tidak panjang. Kebanyakan bunga Mugunghwa berwarna merah muda dan bagian dalam daun bunga berpola berwarna merah tua. Bunga berkembang di waktu dini hari, sedangkan menyusut di waktu matahari terbenam. Pohon kecil mengembangkan biasanya 20 kuncup, sedangkan pohon besar mengembangkan sekitar 50 kuncup bunga. Jangka berbunga selama sekitar 100 hari. Dengan kata lain, 2000~5000 kuncup bunga berkembang dalam setahun. Seperti itulah, cirikhas Mugunghwa adalah bunga berkembang secara terus-menerus.
Bunga Nasional Korea, Mugunghwa

  • Asal-usul
  • Sejak masa silam Mugunghwa banyak terdapat di Korea, jadi bangsa Korea menyebutnya sendiri sebagai 'Negeri Mugunghwa'. Menurut sebuah buku geografi berjudul 'Sanhaekyung' di Cina yang diperkirakan diterbitkan di abad ke-2, 'Hunhwacho' berkembang di waktu pagi dan gugur di waktu malam di 'Gunjaguk'. Dari tulisan tersebut, 'Hunhwacho' menunjukkan Mugunghwa dan 'Gunjaguk' menunjukkan Korea. Catatan seperti itu sering ditemukan baik di buku Cina maupun di buku Korea.

  • Bunga Nasional Korea
  • Berbeda dengan bendera nasional dan lagu kebangsaan, Mugunghwa tidak ditetapkan sebagai bunga nasional menurut undang-undang. Namun, Mugunghwa sering dikutip sebagai bunga yang melambangkan jiwa bangsa Korea sejak masa silam. Setelah itu, syair bagian ulangan lagu kebangsaan Korea yang ditetapkan secara resmi tahun 1948, dimulai dengan kalimat 'pegunungan yang dipenuhi Mugunghwa', hingga Mugunghwa semakin mapan sebagai bunga nasional. Mugunghwa dimanfaatkan untuk melambangkan trias politika, yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif serta juga kuncup galah bendera nasional Korea juga berbentuk Mugunghwa.

  • Makna Mugunghwa
  • Mugunghwa yang tidak mewah, melambangkan hati warga Korea. Dibandingkan dengan bunga lain, Mugunghwa tidak sering terjangkit penyakit, jadi melambangkan daya hidup yang kuat. Karena Mugunghwa kembali berbunga setelah bunga gugur, Mugunghwa melambangkan jiwa yang tangguh. Daun mudanya digunakan sebagai sayur-sayuran, bahkan kelopak bunga dan buah-buahan dimanfaatkan sebagai bahan ramuan dan teh. Dengan demikian, sifat serbaguna dari Mugunghwa seperti itu, sama dengan konsep pendirian Korea, yakni 'Hongikingan' untuk memanfaatkan seluruh dunia.

    (http://world.kbs.co.kr/indonesian/korea/korea_aboutsymbol.htm)

Laksamana Yi Sun-shin

Laksamana Yi Sun-shin (1545 - 1598)

"Yang menantang kematian akan hidup, dan yang mencari kehidupan akan mati."-Yi Sun-shin

Pada tahun tawarikh sejarah angkatan laut, Yi Sun-shin menonjol sebagai salah satu komandan terbesar sepanjang jaman. Hampir semua orang sepakat bahwa dialah pahlawan Korea terbesar yang pernah ada.

Ia masuk militer pada usia 31 tahun dan dari sifa yang ia miliki menjadikan dirinya besar, bisa memberikan terobosan-terobosan baru dalam strategi kemiliteran yang sesuai dengan keadaan.

Pada tahun 1591 dia diangkat menjadi Komandan Markas Kiri Angkatan Laut Chollado di Chwasuyong (sekarang Yosu). Ia mempunyai kabukson yang terkenal, yaitu "Kapal laut bentuk kura-kura." yang dibuat sesuai dengan model kapal laut abad ke limabelas dengan daya tembak dan kecepatan tambahan.

Orang korea bangga dengan Yi Sun-shin, tidak saja karena ia adalah seorang komandan angkatan laut yang besar dan ahli strategi, tetapi juga karena ia adalah orang yang memiliki sifat jujur dan sangat setia kepada bangsa meskipun memiliki kesulitan pribadi dan tidak dihormati anpa alasan. Yi menegaskan bahwa satu-satunya cara untuk menyelamatkan juwa seseorang adalah melakukannya walaupun berbahaya. Ia diberi julukan yaitu Ch'ungmugong yang diberikan oleh Raja injo (1623-1649) di tahun 1643.

Ia mempunyai banyak bakat, salah satunya adalah kemampuan sastranya. meskipun ia seorang tentara, ia menunjukkan gaya yang mengagumkan dan fasih dalam menulis buku hariannya dan puisi-puisi.
(Selamat Datang di Korea/1998)

Sejarah Korea

Menurut legenda bahwa di tahun 2333 S.M. manusia setengah dewa yang bernama Tan-gun (Dangun) membangun kerajaan Choson di Semenanjung Korea. Orang Korea menganggap tahun itu sebagai momentum berdirinya negara Korea. 4000 tahun lebih kemudian, orang Korea menjadi contoh dalam mempertahankan konsep dan nilai tradisi dan beradaptasi dengan cepat dan cekatan terhadap keadaan yang selalu berubah.
(Selamat Datang di Korea/1998)


Sejarah Korea dimulai dari mitologi pendiri Korea, Dangun, sampai masa 3 Kerajaan - masa Kerajaan Silla Bersatu - masa Kerajaan Koryo - masa Kerajaan Chosun - masa penjajahan Jepang - pembagian Korea Selatan dan Korea Utara serta masa Republik Korea. Kini teritorial Korea sampai Semenanjung Korea dan pulau-pulau miliknya, namun panggung sejarah sampai wilayah timur laut Cina.
Sejarah

Mitologi Pendiri Korea, Dangun dan Masa Kerajaan Kojosun

Rakyat Korea dan negara Korea dimulai dari mitologi pendiri Korea, Dangun.

  • Mitologi Dangun
  • Hwanung yang merupakan anak putra dari Tuhan Langit, Hwanin, turun ke bumi untuk baik memimpin dunia bersama Tuhan Angin, Tuhan Awan, dan Tuhan Hujan, kemudian membangun 'kota Tuhan' di gunung Taebaek (yang sekarang ditempati Gunung Myohang di Korea Utara).
    Sementara itu, beruang dan harimau berdoa menjadi manusia kepada Hangwung, hingga mendapat jawaban bahwa mereka harus makan mugwort dan bawang putih dan tidak melihat sinar matahari selama 100 hari untuk menjadi manusia. Harimau gagal mengi kutinya, sedangkan beruang sanggup melakukannya, hingga sukses menjadi wanita, yakni Ungnyeo.
    Ungnyeo berharap melahirkan anak, maka Hwangung menikah dengan Ungnyeo ini, hingga melahirkan anak laki-laki, bernama 'Dangun'. Dangun Wanggom membangun negara bernama 'Chosun' dan menentukan Pyeongyangsung sebagai ibu kota.
    Dangun memimpin negara itu selama seribu 5 ratus tahun, dan hidup selama seribu 908 tahun, kemudian menjadi Tuhan Gunung. (menurut Catatan Samguk Yusa yang dituliskan mengenai berbagai fakta sejarah oleh biksu Iryon pada tahun 1281)

  • Pemahaman Mitologi Dangun
  • Proses kelahiran Dangun dijelaskan sebagai proses nenek moyang bangsa Korea untuk menguasai bumi di Semenanjung Korea.
    Adanya beberapa Tuhan tersebut mengungkapkan negara ini telah memiliki teknologi maju termasuk di bidang pertanian. Wungnyeo yang diinkarnasi dari beruang tersebut, merupakan sejenis mahluk bumi. Perkawinan Hwanung dan Wungnyeo menunjuk proses bahwa kekuatan yang baru datang dan kekuatan yang ada, yakni mahluk bumi, diharmoniskan, maka membentuk bangsa baru.
    Dangun merupakan lambang pemimpin untuk bangsa baru ini. Oleh karena itu, bangsa Korea menyebutnya sendiri sebagai 'anak Dangun'.

  • Masa Gojosun (tahun 2333 S.M ? ~ abad ke-2 S.M)
  • Dangun Wanggom diperkirakan membangun negara di tahun ke-50 sejak raja Yoje di Cina naik tahta, yakni sekitar tahun 2333 sebelum Masehi.
    Masa Gojosun dianggap masa pra sejarah. Dengan demikian, mitologi dan sejarah untuk masa itu berdasarkan cacatan kuno di Cina dan bukti ilmu purbakala. Nama Dangun Wanggom menunjuk bahwa masa Gojosun merupakan pujaan terhadap Tuhan dicerminkan pada politik. Masa Gojosun terdiri dari Josun Kuna, Josun Kija, Josun Wiman dan sebagainya, yaitu kekuatan pimpinan dirubah dari Dangun menjadi Kija, Wiman dan sebagainya. Masa Gojosun semakin ditutup setelah Gojosun gagal dalam pertengkaran hegemoni dengan kerajaan Han di abad ke-2 sebelum Masehi.
Masa 3 Kerajaan (abad pertama S.M ~ tahun 668 T.M)

Berbagai suku berkumpul di Semenanjung Korea dan Mancuria, hingga meresmikan 3 kerajaan di abad pertama sebelum Masehi. 3 kerajaan itu adalah Kerajaan Koguryo di bagian utara Semenanjung Korea dan wilayah Mancuria, kerajaan Baekje di bagian barat Semenanjung Korea, dan kerajaan Baekje di bagian timur Semenanjung Korea.
3 kerajaan tersebut berkembang setelah berbagai suku bergabung, namun mereka tetap mempunyai kesadaran bahwa mereka adalah pewaris Dangun.

  • Kerajaan Koguryo (37 tahun S.M ~ tahun 668 T.M)
  • Kerajaan Koguryo didirikan oleh 'raja Jumong(Dongmyong Songwang) di bagian selatan Mancuria. Teritorial kerajaan Koguryo mencakup sebagian Mancuria dan bagian Utara Semenanjung Korea, hingga kerajaan Koguryo tidak bisa dihindari dari pertentangan dengan suku Han di Cina.
    Kerajaan Koguryo mengusir segala kekuatan Cina dari Semenanjung Korea setelah mempecundangi tentara Nakrang dan Daebang di Cina yang mapan di Semenanjung Korea di saat kerajaan Gojosun runtuh. Setelah itu, kerajaan Koguryo juga berhasil memukul mundur kerajaan Su di Cina di tahun 598 lalu, hingga muncul sebagai negara kuat di wilayah Asia Timur Laut. Oleh karena itu, kerajaan Koguryo membuat jaya nama dengan memiliki teritorial yang paling luas dan militer yang paling kuat diantara 3 kerajaan.
    Meskipun demikian, kerajaan Koguryo yang kekuatan nasional menjadi lemah akibat pertengkaraan dengan kerajaan Su, akhirnya runtuh oleh pasukan sekutu antara kerajaan Shilla dan kerajaan Tang, Cina. Setelah runtuh, kerajaan Koguryo disatukan oleh kerajaan Shilla, namun sebagian para migran yang menerima berbagai suku setelah pindah ke utara, berhasil mendirikan kerajaan Balhae.

  • Baekje (18 tahun S.M ~ tahun 660 T.M)
  • Menurut legendanya, dua anak laki-laki dari raja Dongmyong Songwang di kerajaan Koguryo, yaitu Onjo dan Biryu membangun kerajaan Baekje setelah turun ke selatan. Dengan kata lain, kerajaan Baekje didirikan oleh kekuatan migran yang didorong dari kekuatan pimpinan kerajaan Koguryo.
    Kerajaan Koguryo dari bagian utara, menghalangi kerajaan Baekje maju, dan melakukan pertukaran dengan berbagai kerajaan di Cina di bagian timur.
    Sementara itu, kerajaan Baekje tidak bisa dihindari dari pertengkaran dengan kekuatan Cina di Semenanjung Korea, yaitu pasukan Daebang yang menguasai bagian selatan kerajaan Baekje, serta mengadakan pertempuran yang menyengsarakan dengan kerajaan Shilla di bagian timur yang semakin berkembang.
    Meskipun bunga budaya yang mewah berkembang, namun kekuatan nasional menjadi lemah akibat pertengkaran kerajaan Koguryo, dan Shilla, hingga ditaklukkan oleh pasukan gabungan di tahun 660. Setelah runtuh, banyak migran pindah ke Jepang, hingga menyumbangkan jasa besar untuk membangun negara kuno di Jepang dan menciptakan budaya Jepang.

  • Shilla (57 tahun S.M ~ 935 T.M / termasuk masa kerajaan Shilla Bersatu)
  • Dibandingkan kerajaan Koguryo dan Baekje yang aliran Buyeo, kerajaan Shilla berdasarkan cerita pendiri Shilla, Park Hyeokgeose yang lahir dari telur. Dengan kata lain, kerajaan Shilla diciptakan lewat keharmonisan antara para pribumi dan para pendatang yang memiliki peradaban maju.
    Kerajaan Shilla termasuk kerajaan Shilla Bersatu, dijuluki 'kerajaan bersejarah selama seribu tahun' yang tetap ada selama 992 tahun. Kerajaan Shilla berlokasi di bagian tenggara semenanjung Korea, jadi sulit menerima peradaban maju. Oleh karena itu, kecepatan perkembangan kerajaan Shilla paling lambat diantara 3 kerajaan. Namun, berkat adanya perkembangan tanpa henti-hentinya, kerajaan Shilla meningkatkan kekuatan nasional di bidang militer dan budaya. Setelah bekerja sama dengan Tang, Cina, kerajaan Shilla meruntuhkan Baekje dan Koguryo secara berturut-turut, hingga berhasil menyatukan 3 kerajaan.
Masa Kerajaan Shilla Bersatu (tahun 668 ~ tahun 935)

Masa kerajaan Shilla Bersatu menunjuk kerajaan Shilla setelah 3 kerajaan bersatu.
Kerajaan Shilla Bersatu yang menganut agama Budha, berhasil mengembangkan budaya yang bercahaya.
Setelah 3 kerajaan bersatu, kerajaan Shilla Bersatu mengusir kekuatan Tang, kemudian menguasai seluruh Semenanjung Korea kecuali sebagian wilayan utara. Di bagian utara, terdapat kerajaan Balhae yang didirikan oleh migran kerajaan Koguryo.
Oleh karena itu, kerajaan Shilla Bersatu meletakkan batu landasan untuk Korea menjadi negara bersatu.
Di akhir masa kerajaan Shilla Bersatu, lapisan pemimpin tenggelam dalam kemewaan dan hiburan, serta melalaikan keadaan negeri, hingga runtuh setelah kerajaan Goryo menyatukannya kembali.

Masa Kerajaan Goryo (tahun 918 ~ tahun 1392)

Wang Kon, raja Taejo membangun kerajaan Goryo dengan menetapkan Song-ak(Kaesong sekarang) sebagai ibu kota. Setelah menyatukan kerajaan Shilla di tahun 935 dan meruntuhkan kerajaan Pasca Baekje di tahun 936, kerajaan Goryo berhasil menyatukannya kembali. Kerajaan Goryo memuja agama Budaha dan memperluas teritorial berdasarkan ‘kebijakan untuk maju ke utara'.
Namun, di masa akhir kerajaan Goryo, istana kerajaan dikuasai akibat penyerangan Monggol. Namun, kerajaan Goryo memulihkan kekuatan nasional dalam situasi kekacauan di masa pergantian kekuatan Won-Ming di Cina. Setelah itu, kerajaan Goryo menyerahkan tahta kepada jendral Lee Sung-gye setelah kekuatan kesatria semakin tinggi. Kerajaan Goryo berlanjut selama 474 tahun oleh 34 orang raja.

Masa Kerajaan Chosun (tahun 1392 ~ tahun 1910)

Kerajaan Chosun diresmikan oleh kekuatan kesatria baru termasuk Lee Sung-gye bersama keturunan bangsawan baru berdasarkan Konfusianisme. Pergantian istana tersebut tidak dilakukan oleh kekuatan senjata, tetapi turun tahta, hingga disebut 'Reformasi Yeoksung'. Meskipun raja mempunyai kekuatan yang mutlak, namun dikendalikan oleh golongan bangsawan yang dilengkapi Konfusianisme, hingga bersifat istimewa.
Di masa kerajaan Chosun, budaya dan ilmu pengetahuan sangat berjaya, misalnya huruf Korea, Hangeul diciptakan, dan alat pengukur curah hujan, dikembangkan. Namun, kerajaan Chosun menjadi panutan dan penuh ketekunan pada ideologi yang terlalu fanatik, jadi masyarakat menjadi tidak aktif.
Setelah memasuki masa modern, kerajaan Chosun yang tidak bisa mengikuti perubahaan dunia di masa modern, dan menjadi korban dalam pertengakaran diantara negara-negara maju, hingga akhirnya tidak bisa dihindari dari penjajahan Jepang di tahun 1910 lalu.

Masa Penjajahan Jepang (tahun 1910 ~ tahun 1945)
Setelah Jepang membangun Pemerintah Penjajahan Jepang di Korea, Jepang merampas masyarakat Korea serta melarang memakai bahasa Korea dan nama Korea dalam rangka mengasimilasikan masyarakat Korea dengan masyarakat Jepang.
Saat itu Pasukan Kemerdekaan yang bertempat di Cina dan Rusia, terus-menerus berjuang, bahkan Pemerintah Korea Sementara diresmikan di Cina, hingga memimpin gerakan kemerdekaan.
Gerakan Kemerdekaan 1 Maret yang dilaksanakan di seluruh Korea pada tahun 1919, terkenal sebagai gerakan tanpa senjata terhadap tentara dan polisi Jepang yang bersenjata.
Setelah pasukan Jepang pulang ke Jepang seusai Perang Dunia ke-2 di tahun 1945, masa penjajahan Jepang selesai.

Masa Modern
Setelah Korea merdeka di tahun 1945, pasukan Amerika Serikat dan pasukan Uni Soviet, mendirikan pemerintahan militer di bagian selatan dan di bagian utara semenanjung Korea, hingga benih perpecahan Korea ditaburkan.
Dengan hasil pemilihan umum, di Korea Selatan, lahir pemerintahan baru berlandaskan sistem demokrasi dan kapitalisme di tahun 1947 lalu. Sementara itu, di Korea Utara, atas dukungan Uni Soviet, lahir pemerintah berdasarkan komunisme.
Akibat penyerangan oleh Korea Utara, Korea mengalami perang mulai tahun 1950 hingga tahun 1953. Keikutsertaan pasukan PBB dan pasukan Cina, mencapai perjanjian gencatan senjata dan pembagian semenanjung Korea terus berlangsung hingga sekarang.
Setelah itu, Korea Selatan melewati masa kekacauan di tahun 1960-an, mencapai pertumbuhan ekonomi yang dijuluki 'Keajaiban Sungai Han' di tahun 1970-an dan memperoleh demokrasi lewat sistem pemilihan presiden secara langsung di akhir tahun 1980-an. Serasi dengan itu, terlepas dari masa perang dingin, Korea Selatan dan Korea Utara mengakui ideologinya masing-masing dan membuka ufuk baru masa perdamaian, rekonsiliasi dan hubungan kerjasama antar Korea.

(http://world.kbs.co.kr/indonesian/korea/korea_abouthistory.htm)

Lokasi Korea

Lokasi

地理

Lokasi



Korea yang terdiri dari semenanjung serta 3200 buah pulau yang besar dan kecil, terletak di bagian timur laut dari benua Asia. Korea tereletak bersebelahan dengan wilayah laut, Rusia dan Cina dari arah ke utara, serta berhadapan dengan Jepang dari arah selatan.



Lokasi di garis Lintang Utara dan Bujur Barat



Korea berada di semenanjung sebelah Selatan Benua Asia Timur, yaitu pada garis Lintang Utara 33°-38° dan 124°-132° Bujur Timur.

Teritorial
Undang-Undang Republik Korea menetapkan semenanjung Korea dan pulau-pulau miliknya sebagai teritorial Republik Korea.

Luas Wilayah

  • Total Luas Semenanjung Korea : 222 ribu 300㎢
  • Luas Teritorial Korea Selatan : 99 ribu 600㎢ (45% dari total luas Semenajung Korea)
Cirikhas Bentuk Geografis

  • Negara Korea berbentuk semenanjung yang memanjang dari utara ke selatan, namun jarak dari timur ke barat lebih panjang apabila pulau-pulau yang kecil juga dimasukkan. Panjang semenanjung Korea lebih kurang 840km dari selatan ke utara dan 1.200km dari timur ke barat.
  • Korea terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung yang mengelilingi hampir 75% dari kawasannya.
  • Bukit-bukit rendah menjadi ciri utama di daerah selatan dan barat, serta gunung-gunung yang lebih tinggi terdapat di daerah timur dan utara.
Gunung dan Sungai

  • Gunung yang paling tinggi di seluruh semenanjung Korea, adalah Gunung Baekdu(2.744m), sedangkan Gunung Hanla(1.950m) paling tinggi di Korea Selatan.
  • Sebagian besar sungai-sungai di Korea mengalir dari timur ke barat.
  • Sungai yang paling panjang di seluruh semenanjung Korea, adalah Sungai Amnok(790,7km) dan sungai yang paling panjang di Korea Selatan adalah Sungai Nakdong(525,15km). Selain itu, sejumlah sungai memiliki panjang melebihi 400km, seperti Sungai Duman (431,1km) dan Sungai Daedong(450,3km) di Korea Utara, dan Sungai Han(514,4km) dan Sungai Geum(401,4km) di Korea Selatan.
Garis Perbatasan

  • Sungai Amnok dan Duman memisahkan semenanjung Korea dari Cina dan Rusia di utara.
  • 3 bagian semenanjung Korea berhadapan dengan laut, yakni dengan Jepang di Laut Timur, dengan Cina di Laut Barat dan dengan samudera Pasifik di Laut Selatan.
山地与河流